0
“PELUANG BISNIS USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM”



TAHUN AJARAN 2015/2016

Disusun Oleh :
Nama : Angga Permana
NIM  : 15.11.8612
Kelas : S1-TI-02

 BAB I
ABSTRAK
Jamur Tiram merupakan salah satu jenis jamur yang paling sering dikonsumsi masyarakat. Oleh sebab itu, jamur jenis ini memiliki potensi bisnis yang sangat tinggi. Selain memiliki peluang bisnis yang sangat baik, usaha jamur tiram juga memiliki berbagai sub-sektor yang bisa disesuaikan dengan minat, kondisi, modal dan potensi lain yang anda miliki. Contohnya saja di Kota Tasikmalaya, pada tahun 2013 membutuhkan setidaknya 1,6 ton jamur tiram setiap harinya. Dari kebutuhan tersebut, petani lokal baru mampu memasok sekitar 300 kg per hari. Selebihnya masih didatangkan dari luar daerah, terutama dari daerah seputar Jawa Barat. Pasar luar negeri juga masih terbuka lebar, negara-negara seperti Jepang, Singapura, Taiwan, US, Kanada, dan lainnya. Penduduk Indonesia saat ini berjumlah lebih dari 220 juta jiwa. Hal ini merupakan pasar yang sangat potensial untuk pemasaran jamur tiram. Alasannya, merujuk pada data FAO, jumlah konsumsi sayuran untuk memenuhi standar kesehatan yaitu sebesar 65 kg/kapita/tahun. Sementara itu, menurut data Susenas BPS, konsumsi jamur di Indonesia per kapita pada tahun 2009 baru mencapai 40 kg.


Dengan itu, diketahui bahwa tingkat konsumsi sayur masyarakat Indonesia masih di bawah rekomendasi FAO. Oleh sebab itu, pemerintah terus mengejar tingkat konsumsi sayur masyarakat dengan . Kondisi inilah yang menjadikan peluang usaha jamur tiram di Indonesia masih terbuka lebar. Selain itu, usaha budidaya jamur tiram sebenarnya sangat mudah, kuncinya ada pada kebersihan lingkungan dan pengaturan suhu. Usaha budidaya jamur tiram ini juga dapat dilakukan dalam skala rumah tangga, sehingga hampir setiap orang mampu membuat usaha ini.


BAB II
ISI
Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram
Persiapan budidaya jamur tiram merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam menunjang kesuksesan usaha budidaya jamur tiram. Tanpa persiapan matang, resiko usaha budidaya jamur tiram mengalami kegagalan semakin besar. Salah satu cara mengantisipasi kegagalan budidaya jamur tiram, yaitu dengan terlebih dahulu melakukan beberapa langkah persiapan sebelum memulai usaha budidaya.
Seperti telah diuraikan di atas, langkah-langkah ini dimaksudkan agar proses budidaya berjalan lancar tanpa kendala berarti di lapangan. Bagaimanapun juga peluang bisnis usaha budidaya jamur saat ini masih terbuka lebar, sehingga diharapkan hasil produksi bisa optimal. Langkah-langkah awal sebelum melakukan proses produksi :
Pemilihan Lokasi Budidaya Jamur Tiram
Usaha budidaya jamur sebenarnya mudah. Hanya saja, terkadang penyebab kegagalan ada pada kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan, karena budidaya jamur baik jamur kuping, tiram maupun yang lainnya sangat rentan terhadap kelembaban yang tinggi (kondisi lingkungan yang terlalu lembab). Langkah pertama sebelum memulai usaha budidaya jamur tiram, yaitu kita perlu memperhatikan lokasi usaha. Lokasi diusahakan tidak dekat kandang ternak, tempat pembuangan sampah maupun tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan hama dan penyakit. Pilih tempat-tempat yang bersih dan strategis yang memudahkan pengangkutan saat panen sehingga menghemat biaya transport.
Untuk usaha budidaya jamur tiram skala rumah tangga, lingkungan sekitar rumah juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat usaha, asalkan kebersihannya harus tetap terjaga. Kunci utama hanya faktor kebersihan lingkungan serta suhu udara yang konstan.
Rumah atau Kumbung Jamur Tiram


Untuk lokasi di luar rumah, kita perlu membuat rumah khusus untuk budidaya jamur, atau biasa disebut kumbung. Bentuk maupun bangunan kumbung disesuaikan kondisi lahan, biaya, dan daya tampung baglog. Sebagai contoh dalam menentukan ukuran kumbung, untuk kapasitas baglog sebanyak 500-1500 diperlukan rumah kumbung berukuran 6x4 m. Mengingat faktor utama penunjang keberhasilan usaha budidaya jamur tiram adalah kelembaban dan kebersihan, maka kumbung idealnya harus memenuhi kelembaban optimal bagi pertumbuhan jamur, sedangkan kebersihan menjadi syarat utama dalam mencegah serangan hama dan penyakit.


Penanaman dan Pemeliharaan Jamur Tiram


Kebersihan menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam budidaya jamur. Kebersihan disini bukan hanya sebatas tempat, tapi juga termasuk kebersihan alat dan pekerjanya. Untuk itu, tempat yang akan digunakan untuk penanaman sebaiknya dibersihkan dahulu, lantai dan dindingnya dibersihkan menggunakan desinfektan. Alat yang digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol dan dipanaskan diatas api lilin. Selain itu, selama melakukan penanaman idealnya para pekerja memakai masker untuk meminimalkan risiko kontaminasi.


Dalam budidaya jamur tiram, hal yang juga harus diperhatikan adalah menjaga suhu serta kelembaban ruang agar tetap pada standar yang dibutuhkan. Jika cuaca lebih kering, panas, atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung sehingga air cepat menguap.  Jika seperti itu, sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan. Suhu terlalu tinggi dan kelembaban kurang bisa membuat tubuh jamur sulit tumbuh atau bahkan tidak tumbuh. Oleh karena itu, kita perlu mengatur sirkulasi udara dalam kumbung agar jamur tidak cepat layu dan mati. Pengaturan sirkulasi bisa dilakukan dengan menutup sebagian lubang sirkulasi udara ketika angin sedang kencang. Sirkulasi dapat dibuka semua ketika angin dalam kecepatan normal.


Pengendalian Hama Penyakit Pada Budidaya Jamur Tiram
Selain pemeliharaan baglog, budidaya jamur tiram juga perlu perawatan untuk mencegah atau mengendalikan hama maupun penyakit yang mungkin menyerang jamur tiram. Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan maupun jamur itu sendiri. Sehingga antara satu tempat pembudidayaan dengan tempat yang lain bisa berbeda serangan hama penyakitnya. Jenis-jenis hama jamur tiram ada beberapa, yaitu:
Ulat


Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam budidaya jamur tiram. Ada tiga penyebab munculnya hama ini, yaitu kelembaban, kotoran sisa pangkal atau tangkai jamur yang tidak terpanen, serta lingkungan yang tidak bersih. Untuk mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, bisa dengan pembersihan kumbung dan sekitar kumbung dengan penyemprotan formalin.


Semut, Laba-laba, dan Kleket (sejenis moluska)


Hama semut dan laba-laba dapat diatasi dengan membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah. Atau bisa juga dengan penyemprotan insektisida. Hama kleket kerap muncul pada mulut baglog, untuk mengendalikannya dapat dengan mengambilnya memakai tangan.


Cendawan atau jamur lain


Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp. , Rhizopus sp. , Penicilium sp. , dan Aspergillus sp. Pada substrat atau baglog. Serangan jamur-jamur tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium warna hitam, kuning, hijau dan terdapat lendir pada substrat. Miselium tersebut menghambat pertumbuhan jamur tiram atau bahkan hingga tidak tumbuh sama sekali. Penyakit ini disebabkan kurangnya kebersihan alat maupun lingkungan kumbung, bisa juga karena kumbung yang terlalu lembab. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan alat dan lingkungan. Selain itu, kita juga perlu mengatur kelembaban udara di dalam kumbung agar tidak berlebihan.


Panen dan Pasca Panen


Panen merupakan kegiatan mengambil hasil budidaya yang selalu dinantikan oleh pelaku usaha budidaya. Maka dari itu, untuk mendapatkan hasil panen yang optimal penanaman selama panen dan pasca panen harus diperhatikan dengan baik.


Waktu dan Cara Panen Jamur Tiram
Jamur Tiram termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Dalam waktu 40 hari setelah pembibitan atau setelah tubuh buah berkembang maksimal, panen jamur tiram sudah bisa dilakukan. Perkembangan tubuh buah jamur tiram ditandai dengan meruncingnya bagian tepi jamur. Kriteria jamur layak panen yaitu jamur berukuran cukup besar dan bertepi runcing tapi belum mekar penuh. Jamur dengan kondisi tersebut tidak mudah rusak jika dipanen.
Penanganan Pasca Panen Jamur Tiram
Penanganan yang dilakukan setelah pemanenan jamur tiram bertujuan untuk menciptakan hasil akhir yang berkualitas sehingga sesuai dengan permintaan pasar. Berikut beberapa tahap agar jamur tiram yang dihasilkan berkualitas baik:
Penyortiran
Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian tubuh buahnya dipisahkan dari pangkalnya. Proses pencucian dan pemisahan ini penting untuk dilakukan karena bila selama proses budidaya petani menggunakan pestisida, biasanya residu pestisida akan mengendap pada bagian pangkal dan bisa juga terdapat residu pada tubuh buah. Setelah dipastikan kebersihannya, proses penyortiran dilakukan untuk mengelompokkan jamur tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang seragam sehingga akan menarik minat konsumen.
Pengemasan dan Transportasi Hasil Panen Jamur Tiram
Pengemasan jamur tiram segar biasanya menggunakan plastik kedap udara. Semakin sedikit udara di dalam plastik, jamur tiram semakin tahan lama untuk disimpan. Namun, idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya mampu mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2-4 hari saja. Oleh karena itu, supaya jamur tiram segar yang dijual tetap dalam kondisi baik, proses pengangkutan dan pengiriman tidak boleh terlalu lama sejak proses pengemasan selesai. Jika jarak cukup jauh, sebaiknya alat transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin.


Prospek Pasar Jamur Tiram
Meningkatnya jumlah kebutuhan jamur konsumsi di masyarakat ternyata belum sebanding dengan besarnya kapasitas produksi jamur yang dihasilkan para petani di berbagai daerah. Bahkan saat ini masih banyak permintaan ekspor yang belum bisa dipenuhi para pelaku usaha budidaya jamur, mengingat tingkat kebutuhan jamur di pasar lokal masih sangat tinggi.
Permintaan Pasar Lokal


Semarang
Permintaan jamur tiram di wilayah Semarang, Jawa Tengah dan sekitarnya semakin meningkat. Para petani jamur tiram sering kewalahan dalam memenuhi permintaan konsumen. Salah satu pusat budidaya jamur tiram yaitu di Desa Sendang, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.


Bandung
Permintaan jamur tiram di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai 7-10 ton/hari. Sedangkan produksi jamur tiram baru mencapai 2,5-3 ton/hari. Ini berarti terdapat gap sebesar 4-7 ton/hari.


Sumatera Selatan
Permintaan jamur tiram konsumsi masih sangat besar di Sumsel. Namun, 70% diantaranya tidak terlayani karena minimnya ketersediaan jamur tiram di pasaran dan jumlah petani yang masih sedikit.


Pemalang
Bapeda Kabupaten Pemalang telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk menyediakan produk jamur tiram di beberapa rumah makan di wilayah Kecamatan Taman. Harga yang ditawarkan pun terjangkau oleh masyarakat. Dengan harga Rp 12.000,- untuk kualitas sedang dan Rp 14.000,-/kg untuk jamur kualitas bagus. Saat ini Bapeda dengan berbagai pihak terus mengupayakan pengembangan pemasaran untuk pangsa jamur tiram di Kota Pemalang.


Jakarta
Pasar Jakarta dipasok dari wilayah Karawang, Bandung, Bogor dan Sukabumi.Dari daerah Cisarua-Bandung, setiap hari, tidak kurang dari 3 ton jamur tiram masuk Jakarta. Menurut Ir. Misa, M.Sc, seorang petani jamur merang di Karawang, kebutuhan pasar Jakarta terhadap jamur sekitar 15 ton/hari. Sementara Karawang baru mampu memasok 3 ton.


Selain daerah-daerah diatas, masih banyak lagi permintaan pasar lokal jamur, baik untuk konsumsi, restoran, maupun pengobatan.


Permintaan Pasar Luar Negeri


Budidaya jamur sekilas nampak tidak menjanjikan. Namun kenyataannya, sejumlah perusahaan Taiwan dan Korsel menanamkan modalnya di Indonesia untuk budidaya jamur dan seluruh produksinya ditujukan ke pasar ekspor. Hal itu menunjukkan permintaan ekspor jamur cukup tinggi. Sementara ini yang mampu memanfaatkannya kebanyakan perusahaan asing. Petani lokal umumnya masih berkonsentrasi di pasar lokal karena segmen ini belum banyak tergarap. Berikut beberapa negara yang berpotensi untuk ekspor jamur :


Jepang
Jepang merupakan negara yang banyak memproduksi jamur sebagai makanan penunjang kesehatan mereka. Kebutuhan jamur di Jepang mencapai 50.000 ton/tahun. Selain itu, Jepang sangat meminati produk-produk jamur asal Jawa Barat karena kualitasnya yang tinggi dan harganya lebih murah.


Singapura
Singapura meminta Indonesia untuk mengekspor produk-produk hortikultura dalam jumlah tak terbatas, salah satunya jamur. Meningkatnya jumlah ekspor Indonesia disebabkan pembatasan ekspor hortikultura yang dilakukan China terhadap Singapura. Dipilihnya Indonesia juga berdasarkan pertimbangan geografis sehingga produk hortikultura yang memang cepat busuk bisa terjaga kesegarannya.


Taiwan
Sampai sekarang, produsen jamur tiram paling besar terdapat di Pulau Jawa. Berdasarkan data yang diperoleh dari MAJI (Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia), setiap hari Jawa Barat memproduksi 15-20 ton Jamur Merang dan 10 ton Jamur Tiram.


Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan diatas, maka kita dapat mengambil :
Usaha budidaya Jamur Tiram masih memiliki peluang yang terbuka lebar.
Usaha budidaya Jamur Tiram sebenarnya mudah, asalkan kita memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya.


BAB III
REFERESI
http://farizhadna.blogspot.co.id/2015/03/karya-ilmiah-usaha-budidaya-jamur-tiram.html
http://berbisnisjamur.com/
http://www.tanijogonegoro.com/2013/04/persiapan-usaha-budidaya-jamur-tiram.html
http://4usahasampingan.blogspot.com/2013/10/cara-efektif-budidaya-jamur-tiram.html


http://investasijamur.com/KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS
“PELUANG BISNIS USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM”



STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

Disusun Oleh :
Nama : Nur Fedri Kusuma
NIM  : 15.11.8594
Kelas : S1-TI-02

 BAB I
ABSTRAK
Jamur Tiram merupakan salah satu jenis jamur yang paling sering dikonsumsi masyarakat. Oleh sebab itu, jamur jenis ini memiliki potensi bisnis yang sangat tinggi. Selain memiliki peluang bisnis yang sangat baik, usaha jamur tiram juga memiliki berbagai sub-sektor yang bisa disesuaikan dengan minat, kondisi, modal dan potensi lain yang anda miliki. Contohnya saja di Kota Tasikmalaya, pada tahun 2013 membutuhkan setidaknya 1,6 ton jamur tiram setiap harinya. Dari kebutuhan tersebut, petani lokal baru mampu memasok sekitar 300 kg per hari. Selebihnya masih didatangkan dari luar daerah, terutama dari daerah seputar Jawa Barat. Pasar luar negeri juga masih terbuka lebar, negara-negara seperti Jepang, Singapura, Taiwan, US, Kanada, dan lainnya. Penduduk Indonesia saat ini berjumlah lebih dari 220 juta jiwa. Hal ini merupakan pasar yang sangat potensial untuk pemasaran jamur tiram. Alasannya, merujuk pada data FAO, jumlah konsumsi sayuran untuk memenuhi standar kesehatan yaitu sebesar 65 kg/kapita/tahun. Sementara itu, menurut data Susenas BPS, konsumsi jamur di Indonesia per kapita pada tahun 2009 baru mencapai 40 kg.


Dengan itu, diketahui bahwa tingkat konsumsi sayur masyarakat Indonesia masih di bawah rekomendasi FAO. Oleh sebab itu, pemerintah terus mengejar tingkat konsumsi sayur masyarakat dengan . Kondisi inilah yang menjadikan peluang usaha jamur tiram di Indonesia masih terbuka lebar. Selain itu, usaha budidaya jamur tiram sebenarnya sangat mudah, kuncinya ada pada kebersihan lingkungan dan pengaturan suhu. Usaha budidaya jamur tiram ini juga dapat dilakukan dalam skala rumah tangga, sehingga hampir setiap orang mampu membuat usaha ini.


BAB II
ISI
Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram
Persiapan budidaya jamur tiram merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam menunjang kesuksesan usaha budidaya jamur tiram. Tanpa persiapan matang, resiko usaha budidaya jamur tiram mengalami kegagalan semakin besar. Salah satu cara mengantisipasi kegagalan budidaya jamur tiram, yaitu dengan terlebih dahulu melakukan beberapa langkah persiapan sebelum memulai usaha budidaya.
Seperti telah diuraikan di atas, langkah-langkah ini dimaksudkan agar proses budidaya berjalan lancar tanpa kendala berarti di lapangan. Bagaimanapun juga peluang bisnis usaha budidaya jamur saat ini masih terbuka lebar, sehingga diharapkan hasil produksi bisa optimal. Langkah-langkah awal sebelum melakukan proses produksi :
Pemilihan Lokasi Budidaya Jamur Tiram
Usaha budidaya jamur sebenarnya mudah. Hanya saja, terkadang penyebab kegagalan ada pada kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan, karena budidaya jamur baik jamur kuping, tiram maupun yang lainnya sangat rentan terhadap kelembaban yang tinggi (kondisi lingkungan yang terlalu lembab). Langkah pertama sebelum memulai usaha budidaya jamur tiram, yaitu kita perlu memperhatikan lokasi usaha. Lokasi diusahakan tidak dekat kandang ternak, tempat pembuangan sampah maupun tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan hama dan penyakit. Pilih tempat-tempat yang bersih dan strategis yang memudahkan pengangkutan saat panen sehingga menghemat biaya transport.
Untuk usaha budidaya jamur tiram skala rumah tangga, lingkungan sekitar rumah juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat usaha, asalkan kebersihannya harus tetap terjaga. Kunci utama hanya faktor kebersihan lingkungan serta suhu udara yang konstan.
Rumah atau Kumbung Jamur Tiram


Untuk lokasi di luar rumah, kita perlu membuat rumah khusus untuk budidaya jamur, atau biasa disebut kumbung. Bentuk maupun bangunan kumbung disesuaikan kondisi lahan, biaya, dan daya tampung baglog. Sebagai contoh dalam menentukan ukuran kumbung, untuk kapasitas baglog sebanyak 500-1500 diperlukan rumah kumbung berukuran 6x4 m. Mengingat faktor utama penunjang keberhasilan usaha budidaya jamur tiram adalah kelembaban dan kebersihan, maka kumbung idealnya harus memenuhi kelembaban optimal bagi pertumbuhan jamur, sedangkan kebersihan menjadi syarat utama dalam mencegah serangan hama dan penyakit.


Penanaman dan Pemeliharaan Jamur Tiram


Kebersihan menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam budidaya jamur. Kebersihan disini bukan hanya sebatas tempat, tapi juga termasuk kebersihan alat dan pekerjanya. Untuk itu, tempat yang akan digunakan untuk penanaman sebaiknya dibersihkan dahulu, lantai dan dindingnya dibersihkan menggunakan desinfektan. Alat yang digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol dan dipanaskan diatas api lilin. Selain itu, selama melakukan penanaman idealnya para pekerja memakai masker untuk meminimalkan risiko kontaminasi.


Dalam budidaya jamur tiram, hal yang juga harus diperhatikan adalah menjaga suhu serta kelembaban ruang agar tetap pada standar yang dibutuhkan. Jika cuaca lebih kering, panas, atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung sehingga air cepat menguap.  Jika seperti itu, sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan. Suhu terlalu tinggi dan kelembaban kurang bisa membuat tubuh jamur sulit tumbuh atau bahkan tidak tumbuh. Oleh karena itu, kita perlu mengatur sirkulasi udara dalam kumbung agar jamur tidak cepat layu dan mati. Pengaturan sirkulasi bisa dilakukan dengan menutup sebagian lubang sirkulasi udara ketika angin sedang kencang. Sirkulasi dapat dibuka semua ketika angin dalam kecepatan normal.


Pengendalian Hama Penyakit Pada Budidaya Jamur Tiram
Selain pemeliharaan baglog, budidaya jamur tiram juga perlu perawatan untuk mencegah atau mengendalikan hama maupun penyakit yang mungkin menyerang jamur tiram. Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan maupun jamur itu sendiri. Sehingga antara satu tempat pembudidayaan dengan tempat yang lain bisa berbeda serangan hama penyakitnya. Jenis-jenis hama jamur tiram ada beberapa, yaitu:
Ulat


Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam budidaya jamur tiram. Ada tiga penyebab munculnya hama ini, yaitu kelembaban, kotoran sisa pangkal atau tangkai jamur yang tidak terpanen, serta lingkungan yang tidak bersih. Untuk mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, bisa dengan pembersihan kumbung dan sekitar kumbung dengan penyemprotan formalin.


Semut, Laba-laba, dan Kleket (sejenis moluska)


Hama semut dan laba-laba dapat diatasi dengan membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah. Atau bisa juga dengan penyemprotan insektisida. Hama kleket kerap muncul pada mulut baglog, untuk mengendalikannya dapat dengan mengambilnya memakai tangan.


Cendawan atau jamur lain


Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp. , Rhizopus sp. , Penicilium sp. , dan Aspergillus sp. Pada substrat atau baglog. Serangan jamur-jamur tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium warna hitam, kuning, hijau dan terdapat lendir pada substrat. Miselium tersebut menghambat pertumbuhan jamur tiram atau bahkan hingga tidak tumbuh sama sekali. Penyakit ini disebabkan kurangnya kebersihan alat maupun lingkungan kumbung, bisa juga karena kumbung yang terlalu lembab. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan alat dan lingkungan. Selain itu, kita juga perlu mengatur kelembaban udara di dalam kumbung agar tidak berlebihan.


Panen dan Pasca Panen


Panen merupakan kegiatan mengambil hasil budidaya yang selalu dinantikan oleh pelaku usaha budidaya. Maka dari itu, untuk mendapatkan hasil panen yang optimal penanaman selama panen dan pasca panen harus diperhatikan dengan baik.


Waktu dan Cara Panen Jamur Tiram
Jamur Tiram termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Dalam waktu 40 hari setelah pembibitan atau setelah tubuh buah berkembang maksimal, panen jamur tiram sudah bisa dilakukan. Perkembangan tubuh buah jamur tiram ditandai dengan meruncingnya bagian tepi jamur. Kriteria jamur layak panen yaitu jamur berukuran cukup besar dan bertepi runcing tapi belum mekar penuh. Jamur dengan kondisi tersebut tidak mudah rusak jika dipanen.
Penanganan Pasca Panen Jamur Tiram
Penanganan yang dilakukan setelah pemanenan jamur tiram bertujuan untuk menciptakan hasil akhir yang berkualitas sehingga sesuai dengan permintaan pasar. Berikut beberapa tahap agar jamur tiram yang dihasilkan berkualitas baik:
Penyortiran
Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian tubuh buahnya dipisahkan dari pangkalnya. Proses pencucian dan pemisahan ini penting untuk dilakukan karena bila selama proses budidaya petani menggunakan pestisida, biasanya residu pestisida akan mengendap pada bagian pangkal dan bisa juga terdapat residu pada tubuh buah. Setelah dipastikan kebersihannya, proses penyortiran dilakukan untuk mengelompokkan jamur tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang seragam sehingga akan menarik minat konsumen.
Pengemasan dan Transportasi Hasil Panen Jamur Tiram
Pengemasan jamur tiram segar biasanya menggunakan plastik kedap udara. Semakin sedikit udara di dalam plastik, jamur tiram semakin tahan lama untuk disimpan. Namun, idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya mampu mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2-4 hari saja. Oleh karena itu, supaya jamur tiram segar yang dijual tetap dalam kondisi baik, proses pengangkutan dan pengiriman tidak boleh terlalu lama sejak proses pengemasan selesai. Jika jarak cukup jauh, sebaiknya alat transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin.


Prospek Pasar Jamur Tiram
Meningkatnya jumlah kebutuhan jamur konsumsi di masyarakat ternyata belum sebanding dengan besarnya kapasitas produksi jamur yang dihasilkan para petani di berbagai daerah. Bahkan saat ini masih banyak permintaan ekspor yang belum bisa dipenuhi para pelaku usaha budidaya jamur, mengingat tingkat kebutuhan jamur di pasar lokal masih sangat tinggi.
Permintaan Pasar Lokal


Semarang
Permintaan jamur tiram di wilayah Semarang, Jawa Tengah dan sekitarnya semakin meningkat. Para petani jamur tiram sering kewalahan dalam memenuhi permintaan konsumen. Salah satu pusat budidaya jamur tiram yaitu di Desa Sendang, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.


Bandung
Permintaan jamur tiram di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai 7-10 ton/hari. Sedangkan produksi jamur tiram baru mencapai 2,5-3 ton/hari. Ini berarti terdapat gap sebesar 4-7 ton/hari.


Sumatera Selatan
Permintaan jamur tiram konsumsi masih sangat besar di Sumsel. Namun, 70% diantaranya tidak terlayani karena minimnya ketersediaan jamur tiram di pasaran dan jumlah petani yang masih sedikit.


Pemalang
Bapeda Kabupaten Pemalang telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk menyediakan produk jamur tiram di beberapa rumah makan di wilayah Kecamatan Taman. Harga yang ditawarkan pun terjangkau oleh masyarakat. Dengan harga Rp 12.000,- untuk kualitas sedang dan Rp 14.000,-/kg untuk jamur kualitas bagus. Saat ini Bapeda dengan berbagai pihak terus mengupayakan pengembangan pemasaran untuk pangsa jamur tiram di Kota Pemalang.


Jakarta
Pasar Jakarta dipasok dari wilayah Karawang, Bandung, Bogor dan Sukabumi.Dari daerah Cisarua-Bandung, setiap hari, tidak kurang dari 3 ton jamur tiram masuk Jakarta. Menurut Ir. Misa, M.Sc, seorang petani jamur merang di Karawang, kebutuhan pasar Jakarta terhadap jamur sekitar 15 ton/hari. Sementara Karawang baru mampu memasok 3 ton.


Selain daerah-daerah diatas, masih banyak lagi permintaan pasar lokal jamur, baik untuk konsumsi, restoran, maupun pengobatan.


Permintaan Pasar Luar Negeri


Budidaya jamur sekilas nampak tidak menjanjikan. Namun kenyataannya, sejumlah perusahaan Taiwan dan Korsel menanamkan modalnya di Indonesia untuk budidaya jamur dan seluruh produksinya ditujukan ke pasar ekspor. Hal itu menunjukkan permintaan ekspor jamur cukup tinggi. Sementara ini yang mampu memanfaatkannya kebanyakan perusahaan asing. Petani lokal umumnya masih berkonsentrasi di pasar lokal karena segmen ini belum banyak tergarap. Berikut beberapa negara yang berpotensi untuk ekspor jamur :


Jepang
Jepang merupakan negara yang banyak memproduksi jamur sebagai makanan penunjang kesehatan mereka. Kebutuhan jamur di Jepang mencapai 50.000 ton/tahun. Selain itu, Jepang sangat meminati produk-produk jamur asal Jawa Barat karena kualitasnya yang tinggi dan harganya lebih murah.


Singapura
Singapura meminta Indonesia untuk mengekspor produk-produk hortikultura dalam jumlah tak terbatas, salah satunya jamur. Meningkatnya jumlah ekspor Indonesia disebabkan pembatasan ekspor hortikultura yang dilakukan China terhadap Singapura. Dipilihnya Indonesia juga berdasarkan pertimbangan geografis sehingga produk hortikultura yang memang cepat busuk bisa terjaga kesegarannya.


Taiwan
Sampai sekarang, produsen jamur tiram paling besar terdapat di Pulau Jawa. Berdasarkan data yang diperoleh dari MAJI (Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia), setiap hari Jawa Barat memproduksi 15-20 ton Jamur Merang dan 10 ton Jamur Tiram.


Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan diatas, maka kita dapat mengambil :
Usaha budidaya Jamur Tiram masih memiliki peluang yang terbuka lebar.
Usaha budidaya Jamur Tiram sebenarnya mudah, asalkan kita memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya.


BAB III
REFERESI
http://farizhadna.blogspot.co.id/2015/03/karya-ilmiah-usaha-budidaya-jamur-tiram.html
http://berbisnisjamur.com/
http://www.tanijogonegoro.com/2013/04/persiapan-usaha-budidaya-jamur-tiram.html
http://4usahasampingan.blogspot.com/2013/10/cara-efektif-budidaya-jamur-tiram.html


http://investasijamur.com/

Post a Comment

 
Top